IMAN
DAN PERINTAH UNTUK MEMPERHATIKAN WAKTU
Hadirin Jamaah
Jum’at yang dimuliakan Allah.
Dengan segenap kejernihan
hati dan rasa penyerahan diri yang tulus dan murni , marilah pada kesempatan
yang baik ini kita senantiasa memperbanyak bersyukur kepada Allah atas segala
limpahan Rahmat dan nikmat-Nya, baik itu nikmat yang berupa kesehatan jasamani,
panjang usia, kesempatan, lebih-lebih nikmat yang berupa Iaman dan Islam.
Karena tanpa curahan rahmat dan nikmatnya, takmungkin kita bias melangkahkan
akaki menuju panggilannya, yakni menunaikan iabadah sholah Jum’at siang ini
karena itu sekali lagi kami mengajak
seluruh hadirin jamaah Jum’at marilah kita memperbanyak bersyukur kepada
Allah SWT .
Tak lupa pula, kami juga berwasiat kepada diri kami khususnya dan
kepada hadirin jamaah Jum’at pada umumnya, marilah kita berusaha sekuat tenaga
untuk meningkatkan kualitas taqwallah, dengan jalan menjalankan segala apa yang
diperintahkanNya, dan menjahui apa yang dilarangNya. Dan marilah dengan
Taqwallah itu, kita tanamkan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk
selalu berintropeksi diri, meneliti kekurangan-kekurangan pada waktu yang telah
lewat serta mengingat-ingatkan kesalahan-kesalahan apa yang telah kita perbuat.
Karena baigaimanapun juga, kehidupan yang di putar oleh waktu ini akan terus
berjalan ketempat tujuan, dan tak akan pernah kembali seperti hari-hari yang
telah dilaluinya kalau kita tidak mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya,
maka kita termasuk golongan orang-orang yang rugi di dunia, juga rugi diakhirat
nanti. Apalagi saat ini, kita hendak menyongsong datangnya tahun Baru Hijriyah
yang berarti bahwa umur kita kian bertambah dan semakin mendekati ajal.
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia.
Waktu adalah milik manusia yang paling berharga. Ia laksana pedang
yang kalau kita tidak mempergunakannya, maka pedang tersebut akan memutus leher kita, bahkan karena
pentingnya masalah waktu ini, samapai-sampai didalam Al-Quran Allah SWT.
Banayak bersumpah dengan mempergunakan waktu marilah kita perhatikan Firman
Allah Swt :
Artinya. Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian. Kecuali orang –orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menatapi kebenaran. (Qs. Al- ashar 1-3)
Dan juga firman Allah .
Artinya : demi waktu matahari sepenggalahan naik dan demi waktu
malam apabila telah sunyi. (QS. Ad-duha 1-2)
Juga Firman Allah :
Artinya : Demi malam apabila menutupi cahaya siang dan apabila
terang benderang (Qs.Al-Lail 1-2)
Masih banyak lagi firman Allah yang menerangkan betapa pentingnya
memperhatikan waktu. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan waktu sebaik
mungkin, sebab waktu apabila telah lewat, maka ia tidak dapat diharapkan
kembali lagi. Berbeda dengan sesuatu benda yang telah hilang, mungkin masih bisah
dapat ditemukan kembali. Bagi manusia yang berakal, menghadapi waktunya
bagaikan orang kikir menghadapi harta bendanya yang mahal. Ia tidak akan
mengsia-siakan sekejap pun terhadap sesuatu yang sedikit, apalagi yang banyak.
Ia selalu menghitung setiap uang yang keluar harus mendaptkan untung yang banyak. Bagi kita mausia muslim yang baik,
menghadapi pergantian waktu yang terus bergulir ini, laksana seorang pedagang
menghitung laba dagannya di akhir tahun. Ia selalu menghitung berapakah laba
yang di dihasilkan apakah mendaptkan
untung atau justru sebaliknya, mengalami
kerugian? kalau misalnya ia mendapkan keuntungan maka pada tahun-tahun yang
akan datang ia akan berusaha untuk meningkatkannya lagi. Akan tetapi jika ia mengalami
kerugian maka ia akan berusaha mengadakan evaluasi, meneliti kekurangan apa
yang telah ia lakukan sehingga mengalami kerugian. Dengan begitu, ia senantiasa
berhati-hati dalam menjalankan dagangannya, supaya pada tahun-tahun yang akan datang, ia tidak kembali mngalami
kerugian yang sama untuk kedua kalinya karena itu,
Hadirin jamaah jum’at yang berbahagia, dalam menghadapi pergantian
tahun ini, marilah kita bersama-sama mengepaluasi diri kita masing, apakah pada
hari-hari yang telah terlewati kita banyak mengalami kerugian dalam hal amal
kebaikan kalau kita terjebak dalam kerugian, maka marilah kita berusaha dengan
segenap daya upaya untuk tidak kembali mengalami kerugian tersebut dengan
semakin meningkatkan amal ibadah dan pengabdian kita kepada Allah SWT. Dan jika
seandainya, kita pada masa-masa lalu sudah banyak kebaikan yang telah kita
lakukan, maka janganlah hal itu menjadikan kita lupa diri dan merasa tak perlu
lagi memperbaiki diri. Namun, hendaknya
hal itu kita jadikan cambuk untuk selalu “ Fastabikul Khoirat”
berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba-lomba untuk memperbanyak kebaikan dan
kebajikan seta berlomba-lomba untuk meraih “Mardhatillah”.
Rassulullah
Bersabda :
“Alamat atau tanda
orang yang berbahagia ada 4 yaitu :
- Mengingat-ingat dosa yang telah
lewat.
- Melupakan kebaikan yang telah
lewat.
- Memandang orang yang lebih tinggi
dalam urusan Agama.
- Memandang orang yang lebih rendah
aterhadap aurusan dunia.
Hadirin Jamaah
Jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Sebagai muslim yang baik, hendaknya kita sadar bahwa waktu adalah
sesuatu yang sangat berharga, sebab waktu adalah umur kita. Perjalanan hidup
yang kita lalui, baik masa yang lalu, masa kini, masa yang akan datang, tak lain merupakan akumulasi dari waktu
yang berwujud umur dan kalau Allah SWT memanjangkan umur kita sekarang kita
ini, maka sepantasnya kita berterima kasih serta bersyukur kepadaNya atas sisa
umur yang masih tinggal dengan mempergunakannya untuk mengabdi kepadaNya dalam
arti yang sebenar-benarnya mengabdi. Mengabdi untuk Allah dengan tulus ikhlas,
disamping juga mengabdikan diri kepada masyarakat dengan harta maupun dengan
pikiran yang kesemuanya berorientasi pada keridhaanNya.
Semakin bertambah umur kita setahun berarti
semakin dekat pula kita kepada ajal dan kepada liang kubur. Karena itu
hendaklah umur kita yang ada sekarang ini, kita pergunakan sebaik-baiknya
sebelum datang ajal, sebelum umur kita bercerai dengan badan. Jangan sampai
kita terlambat dan jangan pula kita terpedaya oleh tipu daya syaitan, oleh kekayaan, oleh derajat yang
mulia, serta oleh gemerlapnya dunia, sebab semuanya itu akan berakhir bila
malaikat maut datang menceraikan roh
dari kita. Mari kita perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW :
“Sebaik-baik manusia ialah orang yang di beri umur
panjang dan umur panjang itu ia pergunakan untuk mencari kebaikan-kebaikan, dan
seburuk-buruk manusia ialah orang yang
di beri Tuhan umur panjang, tetapi umur panjang
itu ia pergunakan untuk kejelekan-kejelekan.”
Dan abda Nabi
yang lain :
”Barang siap yang sudah masuk umurnya 40 tahun,
tetapi kebaikannya belum bisa mengalahkan kejahatannya, maka lemparkanlah ke
dalam api neraka”.
Dengan
sabda Nabi tersebut diatas dapatlah kita mengambil perhatian dan keinsyafan supaya
kita dapat menggunakan umur kita
dengan sebaik-baiknya menurut apa
yang telah digariskan oleh agama serta bertujuan untuk memperoleh ridha Allah
SWT.
Kita juga
harus menyadari bahwa umur yang kita pakai saat ini nantinya akan kita
pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Kita pergunakan untuk apakah umur
kita itu. Apa kita habiskan untuk berbakti, menghambakan diri kepada-Nya, untuk
melampiaskan hawa nafsu, selalu berbuat maksiat kepada-Nya. Semuanya pasti akan
dipertanyakan oleh Allah Swt. Pada saat itu kita tidak bisa berbohong
kepada-Nya. Sebab seluruh onggota badan kita menjadi saksi tentang apa dan
untuk apa kita pergunakan umur yang sekian pulu tahun dikaruniakan Allah kepada
kita. Jika ketika itu kita bisa mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah,
maka kita boleh tersenyum bahagia lantaran kita akan dimasukan didalam
sorga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Namun, jika kita tidak mampu
mempertanggung jawabkannya, maka kita akan menemui penyesalan yang tidak
berujung. Sebelum hal itu terjadi, maka marilah kita pergunakan karunia Allah
yang berupa umur ini dengan semakin memperbanyak amal ibadah serta memperbanyak
sedekah serta amal ibdah dan tidak lagi menumpuk dosa-dosa. Rasulullah bersabda
yang artinya tidak akan tergeser sedikit pun jejak telapak kaki seorang hamba
pada hari kiamat, sehingga kepadanya telah dianjurkan 4 pertanyaan :
1.
Dari hal
umurnya dimana dihabiskan.
2.
Dari hal
ilmunya, untuk apa diamalkan
3.
Dari harta
bendanya, dari mana ia memperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya.
4.
Dan dari hal
pisiknya, untuk apa dipergunkan.
Hadirin jamaah jumat yang berbahagia.
Bagi
orang yang beriman kepada Allah, pasti mempercayai bahwa pada suatu saat yang
ditentukan umur akan bercerai berai dari badan dan akan berpulang kerahmatullah
untuk mempertanggung jawabkan umur tersebut dihadapan. Bila kepercayaan ini
sudah tumbuh dan sudah menjadi keyakinan yang kuat, maka dengan sendirinya
mereka akan berhati-hati sisa umur yang masih ada.
Oleh
karena itu, dengan memperingati tahun baru masehi dan tahun baru hijriah yang sebentar lagi kita jelang, mari kita
kembali merenungkan perjalan hidup yang kita lalui. Apakah rentang waktu yang
sekian tahun terlewati, kita sudah mampu membuktikan diri sebagai hammba Allah
yang baik atau belum, jika suda, maka tiada
jalan lain bagi kita, kecuali harus mengingatkan diri dengan
semakin dekat kepada-Nya. Dan jika belum maka janganlah kita terus menerus
terbuai oleh indah dunia, tetapi mari kita bersegerah duduk bersimpuh
dihadapan-Nya saat malam telah larut seraya meratapi dan menyesali dosa-dosa
yang telah kita lakukan serta berjanji untuk tidak mengulangi lagi.
Sebagai
akhir dari khutbah ini marilah kita berdoa kepada Alllah Swt, agar kita diberi
kekuatan untuk menjalankan perintah-perintah-Nya, sekaligus kekuatan untuk
meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya pada sisa umur ini. Dan semoga pula
Allah mengakhiri hidup kita dengan khusnul khtima,
‘Ya Allah, berilah penghabisan yang baik bagi umur
kami dan janganlah Engkau hukum kami dengan penghabisan yang buruk, Amin,
amin,amin YAA MUJIBBASSAILIN’